Halo semua ^^ Entah kenapa di hari Senin, hari ke-17 di bulan Februari 2025 ini kok saya jadi bikin Qur'an Journaling Series, hihihi. Tiba-tiba saya merasa menyesal karena tidak mendokumentasikan perjalanan journaling saya ke dalam blog. Dulu saya berpikir, journal adalah sesuatu yang personal sehingga saya nggak mau orang lain -terutama follower saya (kalau memang bisa disebut follower, karena sebagian besar justru teman sendiri hahaha)- tahu tentang tulisan-tulisan saya di journal. Lagi pula, saat itu saya berpikir yang penting dari journaling adalah prosesnya dan segala sesuatu yang saya rasakan ketika saya menuliskan journal, bukan pemahaman apalagi pujian dari orang lain. Tapi kemudian zaman telah berubah. ~tsaah Banyak praktisi journaling yang berbagi tentang perjalanan journaling mereka di media sosial. Ya meskipun sisi personalnya tidak mereka umbar, at least mereka menorehkan perjalanan mereka di media sosial. Sesuatu yang seharusnya saya kerjakan dari dulu ...
Fyuh, judulnya kok "ilmiah" banget ya. Hehehe. Padahal saya tuh cuma mau nulis tentang hasil ngepoin pendapat beberapa orang tentang Qur'an Journaling aja kok. Setelah sekian lama menekuni journaling, kemudian mencoba ikut Qur'an Journaling, saya menemukan ada beberapa perbedaan mendasar -yang sebetulnya nggak perlu diperdebatkan- dari beberapa praktisi Qur'an Journaling. Seru sih. Toh di akhir hari nanti, kita sendiri yang akan memilih teknik mana yang paling nyaman kita lakukan. Metode mana yang bisa membuat kita terhubung ulang dengan Al-Qur'an dan mengenal Allah lebih dekat lagi. Insya Allah.