"Come, let us have some tea and continue to talk about happy things." - Chaim Potok
Ratna Somantri dan Saya |
Iya, yuk. Mari nge-teh dan ngobrolin hal-hal yang bikin kita happy. Dengan senyuman di bibir bergincu dan sepinggan makanan kecil yang cukup mengenyangkan. ^_^
Hari Jum'at tempo hari, lagi-lagi saya diundang untuk belajar tentang teh. Kali ini bersama pakar teh yang cantik, humble dan ramah; Ratna Somantri. Dalam jamuan minum teh yang diadakan pada waktu brunch itu, pikiran dan jiwa saya benar-benar dibuat rileks. Saya menghirup aroma lemon yang tangy dan menggairahkan, aroma melati yang lembut dan rempah-rempah yang menghangatkan. Menyenangkan sekali!
Sayangnya saya datang terlambat (hal yang langka buat saya) dan jadinya ketinggalan obrolan di awal acara. Tak mengapa (menghibur diri sendiri) karena dua setengah jam berikutnya saya langsung berkonsentrasi penuh pada obrolan kami.
Saat saya datang, Mbak Ratna baru saja mendidihkan air untuk membuat Apple Tea. Alih-alih menggunakan infused tea, Mbak Ratna menggunakan jus apel dan apel segar. Kali ini pilihan jatuh pada English Breakfast (jenis black tea) karena menurut Mbak Ratna, teh jenis ini paling cocok dijodohkan dengan bahan tambahan lain seperti buah dan bunga. Untuk membuat Apple Tea, klik di sini.
Mbak Ratna juga memberikan tips untuk membuang lilin atau wax yang terdapat dalam permukaan kulit apel. Caranya adalah dengan cara menggosokkan pisau secara perlahan, sehingga lapisan lilinnya terkelupas. Potong apel tipis-tipis dan masukkan ke dalam cangkir Royal Albert. Kemudian tuang teh perlahan.
Apple Tea. Tea cup by Royal Albert. |
"Air terbaik untuk menyeduh teh adalah air yang diambil dari mata air di tempat teh itu tumbuh." - Ratna Somantri
Waah, harus jauh-jauh ke Cina atau "paling dekat" ke Pangalengan atau Subang dong untuk mendapatkan seduhan teh terbaik. Hihihi.
Ini karena air tersebut sudah menyerap sari-sari teh dan akan semakin meningkatkan kualitas dan karakter teh. Tapi berhubung ribet, sebaiknya gunakan air mineral atau air tanpa aroma (bau) dan warna. Jadi kalau air di tempat kita berbau dan berwarna, sebaiknya tidak digunakan untuk menyeduh teh.
Obrolan beralih lagi, kali ini pada piranti minum teh. Sedari tadi mata kami memang disuguhi pemandangan cangkir teh aneka warna dengan motif bunga yang menawan. Mbak Ratna sendiri menyukai desain teko Rotal Albert yang menggemuk di bagian bawah. Ini cocok untuk menyeduh teh karena daun teh yang terkena air panas akan mengembang. Bagian bawah teko yang menggemuk akan memberi tempat luang untuk daun teh agar mekar dan menghasilkan seduhan terbaik.
Selain itu, Royal Albert terbuat dari bahan yang berkualitas dengan komposisi 50% bone China (terbuat dari abu tulang sapi ya, bukan tulang babi), 25% stone (batu) dan 25% China Clay. Royal Albert ini sudah ada sejak tahun 1904 di Inggris sana dan kerap digunakan oleh bangsawan dan keluarga kerajaan.
Sambil ngobrol, tiba-tiba kami sudah disuguhi Honey Citrus Green Tea. Sama dengan Apple Tea, teh ini juga menggunakan buah lemon asli, baik sari maupun kulitnya (zest). Sewaktu sampai di tangan saya, cangkir dengan teh berwarna kuning segar itu aromanya sungguh menggoda. Aroma dan rasa lemonnya terasa sekali. Teh ini cocok sekali diminum setiap hari untuk meningkatkan vitamin C dan anti oksidan dala tubuh kita ya.
Lemon Tea |
Selanjutnya adalah Teh Pandan, tapi berhubung susah mencari daun pandan, maka Mbak Ratna menyeduhkan kami seteko penuh teh melati. Pilihan Mbak Ratna kali ini adalah teh melati produksi Indonesia dengan kualitas terbaik.
Saya sengaja menghirup aroma teh melati itu perlahan. Memang tidak langsung tercium aroma melatinya dan harus sangat dekat. Ternyata ini adalah salah satu ciri teh melati terbaik karena menggunakan bunga melati asli, alih-alih essence. Mbak Ratna juga menceritakan sedikit pengalamannya ketika datang ke salah satu pabrik teh.
Menurut Mbak Ratna untuk membuat teh melati, diperlukan ribuan kuncup bunga melati. Ukurannya pun harus tepat. Jika terlalu besar, bunga melati akan mudah rusak. Sebaliknya jika kuncup etrlalu kecil, maka aromanya tidak keluar. Dalam satu ruangan selepas senja (menjelang Maghrib) kuncup-kuncup melati itu dimasukkan dan dicampur bersama daun teh. Memang agak spooky sih ya, tapi ini dilakukan agar sinar matahari tidak merusak kualitas teh melati.
Jasmine Tea |
Teh keempat yang akan kami cicipi hari itu adalah Masala Chai. Bukan masala ca'i dalam bahasa Sunda yang artinya masalah air ya :D Tapi teh ini adalah teh dari India. Konon, masyarakat India minum teh masala setiap hari. Kalau lihat bahan-bahannya sih, mungkin karena teh ini bisa menghangatkan tubuh ya.
Sewaktu Mbak Ratna merebus rempah-rempah di dalam air mendidih, udara langsung diracuni aroma wangi dan hangat yang tajam. Menyenangkan sekali. Kapulaga yang tadinya tertutup, perlahan mulai menonjolkan diri. Terbuka dan membebaskan aroma wangi. Sementara kayu manis, jahe dan cengkih tak kalah angkuhnya.
Mbak Ratna sengaja menuangkan banyak sekali daun teh hitam ke dalam campuran rempah. Alasannya, nanti campuran ini akan ditambahkan susu dan gula aren sehingga tehnya harus benar-benar pekat dan kental.
Benar saja, saat disajikan Masala Chai ini benar-benar menerbangkan saya ke India. Aroma rempah terkumpul semua dalam satu cangkir. Rasanya pas, tidak ada yang menonjol. Saya bisa merasakan kapulaga, kayu manis dan cengkihnya. Meski diminum tanpa gula aren, teh ini ternyata tidak pahit. Resep Masala Chai ada di sini.
Di akhir pertemuan, Mbak Ratna banyak memberikan tips dan trik menyeduh teh. Ada metode cold brewed yang bisa menghalau dahaga di hari yang panas, sampai teknik menuang teh. Nanti akan saya bahas di artikel terpisah ya.
Sementara itu, ayo pergi ke dapur dan seduh teh favoritmu :)
Keren reviewnya, Teh. Memang klop banget memadukan racikan teh dengan tea sets cantik2 ini. Elegan banget jadinya :)
BalasHapusEuis, nuhun sudah mampir :*
HapusAku rindu masala chai tea XD
Aku pengen punya koleksi Royal Albertnya. Cakep-cakep. :)
BalasHapusMupeng ya? Apalagi pas nyampe rumah dan lihat cangkir di rumah. Rasanya ingin balik dan beli stau set. Hahaha
Hapuswah pakar tehnya cantik sekali mbak, hehehe
BalasHapusBaru tahu aku ternyata air yg paling cocok untuk menyeduh teh adalah dari mata air dimana teh tumbuh.
Pasti kalau aku ikut acara begituan juga serasa terbang ke langit ke tujuh mbak berkat aroma teh yang melangit itu, hahaha "lebay"
Iya, cantik dan lembut. Halah, hahaha.
HapusBukan lebay, memang aromanya harum banget kok :)
Wiihhh seru banget yaaa belajar bikin macem-macem seduhan teh ini. Ngarep Dilmah mau memfasilitasi yg spt ini yaa ;)
BalasHapusWaah, mau banget. *colek Pak Dnaiel dan Mas Arie. hihihi
HapusMeracik teh memang gak mudah ya Mbak, aku suka teh :)
BalasHapusTos Mbak Titis :)
Hapusdari teh doang bisa jadi makanan yak. ckckckck levelnya naik tingkat!
BalasHapusApalagi dipake sebagai saus steak loh :D
HapusJadi pengen apple tea sama macaronnya mbak :D dan parade royal albertnya keceh badai huhuhuh pasti mihiil yak >.< trik menyeduh teh jadi inget film Jepang heheheh
BalasHapusIya, Royal Albert-nya mahal tapi memang kualitasnya bagus, Mbak. Macaron itu dipairing sama apple tea, cucok! :D
HapusSaya pernah dengar katanya kaum Wanita jangan minum teh selagi masih panas. Karena bisa memicu kanker yang mematikan. Benar kah?
BalasHapusWah say amalah belum pernah dnegar, Kang. Tapi yang jelas teh mengandung anti oksidan yang baik untuk tubuh :)
Hapusaku pernah ketemu juga sama mbak Ratna iniii.. susah yah kalo bener2 diseriusin, dunia per-teh-an ini, hee
BalasHapusSusah tapi seru, Mbak :)
Hapushuaaah serunya ya, aku juga lagi ngeteh nih, ehem...tapi penasaran teh rasa apel itu
BalasHapusCobain bikin, Mbak Naqi :)
Hapussaya lagi ada bahan-bahannya, nih, di rumah. Kayaknya tertarik pengen nyobain bikin apple tea :)
BalasHapusAyo cobain, Mbak. Kalau aku kurang suka, hehehe. Lebih suka yang masala chai tea.
Hapus