Hola,
Apa kabar semua? Sudah lama ya saya nggak update blog :D Alasannya apalagi kalau bukan malas masak, malas motret dan malas nulis. Loh, kok serba malas! Hihihi. Terkadang juga kendala sinyal dan waktu. Sudah diniatkan akan nulis blog (bahkan sudah upload foto dan bikin draft) tapi, sinyalnya jelek. Giliran Altaz nonton YouTube, eh, lancar. Dih! Padahal saya sedangg suka menjajal resep masakan Nusantara loh.
Anyway, beberapa waktu yang lalu Gramedia Pustaka Utama, penerbit yang terkenal itu, sedang ultah. Mereka ngasih diskon sebesar 30% untuk semua pembelian buku dan majalah. Saya langsung teringat buky resep yang sudah saya idamkan sejak lama. Judulnya Dapur Indonesia berisi 300 resep masakan Nusantara. Harganya memang lumayan untuk ukuran rekening saya. Nah, berhubung diskon, saya jadi terpikir untuk membelinya.
Rupanya, saya malah nggak bisa kemana-mana selama tiga hari tersebut. Artinya ya nggak bisa ke Gramedia terdekat. Untunglah ada seorang teman yang baik hati, Mbak Dhani Praktinyo yang sedang pulang kota ke Semarang *bener ya, Semarang itu kota, bukan kampung :D*. Beliau mengontak saya dan bermaksud membantu membelikan buku tersebut.
Wah, tentu saya senang. Akhirnya saya menyetujui usulan Mbak Dhani tersebut. Jadiii, buku ini punya riwayat yang lumayan panjang untuk sampai di rumah saya. Hihihi. Dibeli di Seamrang, dibawa ke Jakarta, sampai ke Cimahi keesokan harinya dan baru saya pegang dua hari kemudian karena sewaktu Mas kurir mengantar ke rumah, saya sedang tidak di rumah. Maka dititiplah si buku di rumah mertua.
Akhirnya ketika buku itu sampai di tangan saya, tak ada hal lain yang saya lakukan selain langsung membuka bungkus dan membacanya! Buku ini tidak hanya berisikan resep masakan Nusantara saja, tai juga ada pegetahuan dasar dari dapur Indonesia. Ada pengetahuan tentang berbagai rempah dan bumbu yang biasanya ada di seluruh dapur di Nusantara. Keren deh pokoknya. Lain waktu akan saya bikin review bukunya ya ;)
Nah, karena senang sekali dengan buku tersebut, saya sudah tak sabar mencoba beberapa resep di dalamnya. Sangking banyaknya, sepertinya saya harus membuat catatan dan prioritas. Hahaha.
Nah, karena senang sekali dengan buku tersebut, saya sudah tak sabar mencoba beberapa resep di dalamnya. Sangking banyaknya, sepertinya saya harus membuat catatan dan prioritas. Hahaha.
Akhirnya pilihan pada Singgang Ayam, makanan dari dapur Minang atau yang biasa kita sebut dengan masakan Padang. Beberapa kali membaca respenya di buku ini *kebiasaan saya selalu membaca satu resep yang akan diuji coba berulang-ulang* saya merasa penasaran. Dan pemakaian cabe rawit di dalam reseplah yang membuat penasaran makin bertambah. Bayangkan saja, untuk masakan Nusantara yang satu ini, satu resep menggunakan 20 buah cabe rawit. Kebayang kan pedesnya? Apalagi ditambah penggunaan santan kental dan rebusan daun singkong muda. Wuiiih, saya langsung lapar membayangkannya saja.
Kesempatan pun tiba. Saya bisa membuat dan merasakan bagaimana Singgang Ayam, sebagai masakan Nusantara yang menurut saya kurang populer dibanding masakan Padang lainnya. rasanya? Enak bangeeet! Pedas, gurih dan membuat ketagihan. Hihihi.
Ada beberapa penyesuaian yang saya lakukan. Misalnya, saya membumbui ayam dnegan air perasan lemon, garam dan merica terlebih dahulu dan membiarkannya semalaman dalam lemari pendingin. Ini saya lakukan agar daging ayam punya cita rasa (bumbunya meresap), karena biasanya Afif suka rewel dengan masalah yang satu ini. Kalau Anda tidak punya waktu, langkah ini bisa dilewat :)
Ada beberapa penyesuaian yang saya lakukan. Misalnya, saya membumbui ayam dnegan air perasan lemon, garam dan merica terlebih dahulu dan membiarkannya semalaman dalam lemari pendingin. Ini saya lakukan agar daging ayam punya cita rasa (bumbunya meresap), karena biasanya Afif suka rewel dengan masalah yang satu ini. Kalau Anda tidak punya waktu, langkah ini bisa dilewat :)
Penyesuaian lain adalah penambahan kemiri (muncnag dalam bahasa Sunda) dengan alasan kemiri dan santan adalah sahabat karib, saling melengkapi. Dua-duanya memberikan efek kental dan rasa gurih dalam cita rasa masakan Nusantara. Oh iya, saya juga menambahkan jahe agar tidak amis. Dua bumbu ini bisa juga dilewatkan.
Soal cabe rawit, saya kurangi banyak sekali. Saya hanya memakai lima buah cabe rawit merah (bird's eye chili pepper) dalam bumbu yang dihaluskan dan sekitar 10 lainnya dibiarkan utuh dan dimasukkan bersamaan dengan bumbu. Jadi, untuk penyesuaian resep, silakan kembali pada selera masing-masing ya ;)
Berikut adalah resep Singgang Ayam.
SINGGANG AYAM
Singgang Ayam |
Bahan:
1 kg ayam pejantan (resep asli 1 ekor ayam kampung)
5 lembar daun jeruk
2 lembar daun kunyit
2 buah sere, memarkan
10 buah cabe rawit merah*
500 ml santan kental dari sebutir kelapa tua
Daun singkong secukupnya, rebus dan tiriskan
Asam kandis (saya ganti dengan asam jawa yang dilarutkan dengan sedikit air, kira-kira 2 sdt)
5 sdm air jeruk lemon*
1 sdt garam*
1/2 sdt merica bubuk*
Bahan yang dihaluskan:
15 siung bawang putih
5 cm kunyit
1 sdt merica butir
5 buah cabe rawit merah (resep asli 20 buah cabe rawit merah)
1 sdt garam
1 cm jahe*
2 butir kemiri*
1 kg ayam pejantan (resep asli 1 ekor ayam kampung)
5 lembar daun jeruk
2 lembar daun kunyit
2 buah sere, memarkan
10 buah cabe rawit merah*
500 ml santan kental dari sebutir kelapa tua
Daun singkong secukupnya, rebus dan tiriskan
Asam kandis (saya ganti dengan asam jawa yang dilarutkan dengan sedikit air, kira-kira 2 sdt)
5 sdm air jeruk lemon*
1 sdt garam*
1/2 sdt merica bubuk*
Bahan yang dihaluskan:
15 siung bawang putih
5 cm kunyit
1 sdt merica butir
5 buah cabe rawit merah (resep asli 20 buah cabe rawit merah)
1 sdt garam
1 cm jahe*
2 butir kemiri*
* bahan yang saya tambahkan sendiri, tidak ada di resep
Cara Membuat:
- Cuci bersih ayam. Kucuri dengan air jeruk lemon, aduk dan pijat ayam. Taburi garam dan merica, aduk rata, diamkan minimal satu jam.
- Alasi wajan dengan daun pisang (optional, menghindari gosong karena waktu pemasakan yang lama. Saya nggak pakai). Tuang bumbu halus, daun aromatik, cabe rawit dan air, masukkan ayam. Masak sampai mendidih. Tuang setengah bagian santan. Didihkan.
- Jangan lupa mengaduk ayam agar tidak lengket dan gosong. Masak sampai kuah menyusut. Lakukan tes rasa. Tambahkan garam bila kurang (saya menambahkan 1 sdt gula, agar rasanya seimbang)
- Tuang air asam jawa atau asam kandis, aduk rata.
- Masukkan daun singkong di atas ayam, tuang sisa santan. Masak sampai ayam matang dan kuah kering.
- Angkat ayam dan sajikan bersama daun singkong dan cabe rawit. Sajikan dengan nasi putih hangat (saya menyajikan dengan pelengkap lalap).
.
Sumber: Buku Dapur Indonesia
Sumber: Buku Dapur Indonesia
Aaaakkkkk favorit akuuuu!!! Dan nggak tau resepnya karena cuma makan aja XD
BalasHapusBookmark ah sekalian mau masakin buat pacar XD
*uhuk*
HapusSelamat masak untuk pacar yaaa :D
Membayangkannya ngiler Mak, paling suka sama ayam yang kaya bumbu seperti ini, tapi nggak digoreng ^^
BalasHapusIni juga nggak digoreng kok, Mbak. Cobain ya di rumah ;)
HapusDaku mendadak lapar liat ini mba... Kapan2 cobain bikin ah :D
BalasHapusAsiiik. Kirimin fotonya ya :)
Hapusaduhh, aku jadi laper
BalasHapusAyo, ambil nasi sebelum habis ayamnya :D
HapusMantaaaaaap.....*elus perut.
BalasHapusBisa disimpan nih.
Perut siapa itu yang dielus? :D
Hapus