The Kitchen's the only place that I ever felt like I really belonged. I love every minute of it, the heat, the pressure, the violence. - Adam Jones (The Burnt)
Puas nggak lo menatap wajah ganteng Bradley Cooper di atas? Lirikan tajamnya, t-shirt putihnya yang sederhana tapi tampak seksi di tubuh Bradley atau rambut cokelatnya yang berkilauan? 💦💦
😂😂
Tapi kita di sini bukan untuk ngobrolin bagaimana Bradley Cooper tampak memukau dari pada di film barunya, A Star is Born 😆.
Saya hanya ingin berbagi film bertema kuliner yang sudah saya tonton. Ini bertepatan dengan tema BPN 30 day Blog Challenge hari ini, yaitu rekomendasi buku atau film favorit. Jadi saya harus memilih antara film atau buku, dan itu agak repot, girls.
Kalau buku bertema kuliner, daftarnya akan sangat panjang dan saya harus memangkasnya menjadi 5 daftar pendek saja. Film agak lebih mudah karena baru beberapa film kuliner yang saya tonton, meski memilih dan memangkas daftar ini juga bukan pekerjaan mudah.
Tadinya saya ingin memasukkan The Mistress of Spices (karena versi bukunya adalah kitab suci menulis untuk saya), tapi batal karena saya lebih suka bukunya dari pada versi filmnya. Atau film kartun Cloudy with A Chance of A Meatballs, tapi rupanya dia harus mengalah pada Julie and Julia.
Baiklah, cukup basa basinya. Kalau kamu pecinta kuliner dan ingin menjadi food writer seperti saya, maka ini 5 Film Bertema Kuliner yang Mesti Kamu Tonton.
The Lunchbox
Ini adalah film India paling kusuka setelah Kuch Kuch Hota Hai bertahun yang lalu, hahaha 😂😂. Seriuuus. Awalnya sih saya ragu sama film besutan Ritesh Batra ini. Udah suudzon aja bawaannya dan berkali-kali membatin, "Ini pasti ada tari-tarian dan nyanyian a ala India gitu."
Wooi, Dydie! Ternyata kau salah, kawanku! Film India nggak melulu soal joget-joget di balik pohon palem, wkwkwk.
Dan The Lunchbox membuktikannya. Menurut saya plotnya ditulis dengan sangat bagus (dibanding 4 film lainnya di daftar ini). Bercerita tentang kenyataan di India. Ya budayanya, ya pernikahannya. Apalagi soal dabbawallas atau sistem pengumpulan makan siang di India. Brilian!
Alkisah, adalah Ila (Nimrat Kaur), seorang istri muda yang mencari cara mengembalikan gairah asmara dengan suaminya. Ila memilih cara paling romantis yang bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga di India: memasak dan mengirimkan makan siang untuk suaminya, lengkap dengan catatan yang ditulisnya sendiri.
Di sinilah saya mengenal dabbawallas. Sistem ini mungkin diciptakan untuk memudahkan para pekerja kantoran di India selagi mencari makan siang. Yang kemudian berakhir kacau, wkwkwk.
Jadi petugas-petugas dabbawallas ini ditugasnya mengambil makan saing dari satu rumah ke rumah lainnya dan dari satu resto ke satu resto yang lainnya, kemudian mengantarkan rantang-rantang itu ke orang yang dituju.
Di sinilah saya bilang ada kekacauan.
Rantang berisi makan siang yang sudah disiapkan Ila rupanya tidak sampai ke suaminya, tapi ke seorang duda (penting gitu ya menyebut statusnya, wkwkwk) yang juga seorang akuntan bernama Saajan. Saajan ini diperankan Irrfan Khan yang bermain di film Jurassic World (akhirnya misteri itu terpecahkan! hahaha).
Alih-alih bersikap dingin terhadap makanan yang dimasak Ila (seperti suaminya), Saajan justru menanggapi berbeda. Ia membalas surat Ila dan memberikan apresiasi terhadap bumbu yang digunakan Ila.
Wagelaseh. Buat seorang istri muda yang sehari-hari berhadapan dengan dapur, sumur dan kasur diberi pujian seperti ini bisa membuat Ila bahagia. Apalagi saat Ila tahu bahwa suaminya selingkuh.
Dari situ keduanya pun jadi sering surat-suratan kek saya zaman masih SD ketika dicuekin sama sahabat. Pokoknya 4 kali 4 sama dengan 16, deh. Sempat nggak sempat harus dibalas. 😂😂
Lanjutannya bagaimana, ya tonton saja sendiri. Semoga beruntung menemukan film ini via daring karena ini film tahun 2013. Hihihi.
Burnt
Nah ini adalah film yang diperankan oles mas ganteng yang pakai kaus putih di atas itu. Plotnya khas film Hollywood yang bintang utamanya chef: kegagalan, ambisi dan hubungan asmara. Biasa saja sebetulnya dibandingkan dengan The Lunchbox (belum bisa move on wkwkkwk).
Adalah Adam Jones, seorang chef di restoran dengan dua bintang Michellin. Entah kenapa, Hollywood selalu menggambarkan seorang chef sebagai orang yang angkuh dan tidak bisa dikritik. Tapi konon, Burnt adalah kisah nyata dari seorang chef kenamaan. Entah siapa.
Karena merasa sudah mendapatkan dua bintang Michellin itulah bang Adam mulai goyah keimanannya, kawan. Dia mabuk-mabukan seperti bang Toyib, wkwkwk. Selain itu, Adam Jones menjadi seorang pesakitan. He get drunk very often.
Kebiasaan jelek inilah yang kemudian mengubah perangai abang Adam menjadi seorang pemarah dan akhirnya ia kehilangan segalanya. Hidupnya jadi sangat kacau dan membuatnya hengkang dari Paris.
Kembali ke London, Adam bertekad meraih apa yang dulu dimiliki. Ia berniat kembali meraih dan melampaui pencapaiannya di Paris lewat restoran sahabat lamanya, Tony. Tapi sayangnya, seorang kawan lama Adam, Michel, mengatakan hal ini pada Adam:
Adalah Adam Jones, seorang chef di restoran dengan dua bintang Michellin. Entah kenapa, Hollywood selalu menggambarkan seorang chef sebagai orang yang angkuh dan tidak bisa dikritik. Tapi konon, Burnt adalah kisah nyata dari seorang chef kenamaan. Entah siapa.
Karena merasa sudah mendapatkan dua bintang Michellin itulah bang Adam mulai goyah keimanannya, kawan. Dia mabuk-mabukan seperti bang Toyib, wkwkwk. Selain itu, Adam Jones menjadi seorang pesakitan. He get drunk very often.
Kebiasaan jelek inilah yang kemudian mengubah perangai abang Adam menjadi seorang pemarah dan akhirnya ia kehilangan segalanya. Hidupnya jadi sangat kacau dan membuatnya hengkang dari Paris.
Kembali ke London, Adam bertekad meraih apa yang dulu dimiliki. Ia berniat kembali meraih dan melampaui pencapaiannya di Paris lewat restoran sahabat lamanya, Tony. Tapi sayangnya, seorang kawan lama Adam, Michel, mengatakan hal ini pada Adam:
Nyahahaha.
Upaya balas dendam Michel pada bang Adam karena telah melepaskan tikus saat tim inpeksi datang ke restoran Michel berhasil. Michel sengaja menambahkan banyak bumbu pada masakan Adam tepat ketika makanan tersebut hendak disajikan pada tim Michellin.
Dan yang terjadi selanjutnya adalah kisah bagaimana bang Adam menemukan kembali jalan hidupnya dengan menjadi vokalis band Maroon 5!
Pokoknya kisah bang Adam ini nggak boleh dilewatkan karena kegantengannya yang hakiki dan bagaimana ia berhasil bangkit dari keterpurukannya.
Makanan yang disajikan di film ini ya jenis fine dining gitu, deh. Jangan berharap menemukan street food yang bikin lapar. Semua makanan di film Burnt ditata layaknya makanan Michellin Star. Stylish.
Upaya balas dendam Michel pada bang Adam karena telah melepaskan tikus saat tim inpeksi datang ke restoran Michel berhasil. Michel sengaja menambahkan banyak bumbu pada masakan Adam tepat ketika makanan tersebut hendak disajikan pada tim Michellin.
Dan yang terjadi selanjutnya adalah kisah bagaimana bang Adam menemukan kembali jalan hidupnya dengan menjadi vokalis band Maroon 5!
Hahaha.
Nggak kok! Becanda!
Pokoknya kisah bang Adam ini nggak boleh dilewatkan karena kegantengannya yang hakiki dan bagaimana ia berhasil bangkit dari keterpurukannya.
Makanan yang disajikan di film ini ya jenis fine dining gitu, deh. Jangan berharap menemukan street food yang bikin lapar. Semua makanan di film Burnt ditata layaknya makanan Michellin Star. Stylish.
Chef
Sebetulnya sebelum Burnt, saya lebih dulu menonton Chef. Dan sudah mengulasnya di Chef: Food Critic and Food Blogger VS Professional Chef
Film besutan Jon Favreau ini punya premis yang hampir sama dengan Burnt, sama-sama bangkit dari keterpurukan hidup. Jujur, saya lebih suka plot Chef dibanding dengan Burnt tapi masing-masing punya keunikan sendiri.
Kalau bang Adam sibuk di restoran bintang limanya, Carl Casper (yang diperankan oleh Jon Favreau sendiri) sibuk membangun food truck miliknya setelah ia dipecat dari restoran tempatnya bekerja.
Awal dari segala mala petaka yang menimpa Carl adalah ketika ia berhadapan dengan food blogger yang juga kritikus makanan. Tak terima dengan kritik yang diterimanya, Carl (yang agak gaptek dengan Twitter) membalas kritikan tersebutt. Di tweet, bukan lewat DM.
Tweet ini dibaca dan di-RT oleh ribuan orang yang menyebabkan si pemilik restoran tak punya pilihan lain selain memecat Carl. Tak punya pekerjaan dan baru saja diceraikan oleh istrinya, Carl kemudian memulai food trucknya.
Kisah selanjtnya, sila ditonton sendiri yaaa, hihihi.
Sebetulnya sebelum Burnt, saya lebih dulu menonton Chef. Dan sudah mengulasnya di Chef: Food Critic and Food Blogger VS Professional Chef
Film besutan Jon Favreau ini punya premis yang hampir sama dengan Burnt, sama-sama bangkit dari keterpurukan hidup. Jujur, saya lebih suka plot Chef dibanding dengan Burnt tapi masing-masing punya keunikan sendiri.
Kalau bang Adam sibuk di restoran bintang limanya, Carl Casper (yang diperankan oleh Jon Favreau sendiri) sibuk membangun food truck miliknya setelah ia dipecat dari restoran tempatnya bekerja.
Awal dari segala mala petaka yang menimpa Carl adalah ketika ia berhadapan dengan food blogger yang juga kritikus makanan. Tak terima dengan kritik yang diterimanya, Carl (yang agak gaptek dengan Twitter) membalas kritikan tersebutt. Di tweet, bukan lewat DM.
Tweet ini dibaca dan di-RT oleh ribuan orang yang menyebabkan si pemilik restoran tak punya pilihan lain selain memecat Carl. Tak punya pekerjaan dan baru saja diceraikan oleh istrinya, Carl kemudian memulai food trucknya.
Kisah selanjtnya, sila ditonton sendiri yaaa, hihihi.
The Hundred-Foot of Journey
Saya menyukai India dengan segala rempahnya yang melimpah dan keunikan makanannya. Meski belakangan ini banyak dikritik karena food streetnya sangat mengharu biru akibat tidak higienis, jorok dan tidak memenuhi standar.
Tapi tidak di film The Hundred-Foot of Journey. Meski digambarkan bahwa dapur restoran milik orang tua Hassan kacau dan tidak terorganisir, tapi nyatanya sang Ibu memiliki cinta yang besar terhadap makanan yang akan disajikan.
Adalah Hassan, seorang pemuda yang terbiasa memerhatikan sang Ibu mengelola restoran di India. Hassan kecil juga kerap diajak ke pasar dan memilih bahan terbaik. Di dapur, Ibunya mengajari Hassan bagaimana cinta terhadap makanan terbentuk.
Namun takdir berkata lain. Suatu malam, restoran itu terbakar dan sang Ibu menjadi korban. Sedih dan terpukul, ayah Hassan mengajak semua anggota keluarganya pindah ke Perancis. Di sebuah kota kecil di Perancis inilah mereka mendirikan restoran India, lengkap dengan keriuhan musiknya. Wkwkwk.
Konflik dimulai ketika tetangga mereka (yang juga seorang pengelola restoran fine dining Perancis) mulai terganggu dengan kehadiran restoran India ini. Madame Mallory rupanya melihat bakat alami pada Hassan. Ia yakin dengan didikannya, Hassan akan bertumbuh menjadi chef kenamaan.
Sebetulnya The Hundred-Foot of Journey ini lebih dulu hadir dalam versi novel yang keren. Ketika difilmkan, ada beberapa bagian yang hilang. Sudah biasa sih ya sebetulnya, tapi ya agak kecewa juga. Wkwkkwk. Meski begitu, saya nggak pernah bosan menonton film ini. Novelnya pun sudah dibaca berulang kali.
Saya menyukai India dengan segala rempahnya yang melimpah dan keunikan makanannya. Meski belakangan ini banyak dikritik karena food streetnya sangat mengharu biru akibat tidak higienis, jorok dan tidak memenuhi standar.
Tapi tidak di film The Hundred-Foot of Journey. Meski digambarkan bahwa dapur restoran milik orang tua Hassan kacau dan tidak terorganisir, tapi nyatanya sang Ibu memiliki cinta yang besar terhadap makanan yang akan disajikan.
Adalah Hassan, seorang pemuda yang terbiasa memerhatikan sang Ibu mengelola restoran di India. Hassan kecil juga kerap diajak ke pasar dan memilih bahan terbaik. Di dapur, Ibunya mengajari Hassan bagaimana cinta terhadap makanan terbentuk.
Namun takdir berkata lain. Suatu malam, restoran itu terbakar dan sang Ibu menjadi korban. Sedih dan terpukul, ayah Hassan mengajak semua anggota keluarganya pindah ke Perancis. Di sebuah kota kecil di Perancis inilah mereka mendirikan restoran India, lengkap dengan keriuhan musiknya. Wkwkwk.
Konflik dimulai ketika tetangga mereka (yang juga seorang pengelola restoran fine dining Perancis) mulai terganggu dengan kehadiran restoran India ini. Madame Mallory rupanya melihat bakat alami pada Hassan. Ia yakin dengan didikannya, Hassan akan bertumbuh menjadi chef kenamaan.
Sebetulnya The Hundred-Foot of Journey ini lebih dulu hadir dalam versi novel yang keren. Ketika difilmkan, ada beberapa bagian yang hilang. Sudah biasa sih ya sebetulnya, tapi ya agak kecewa juga. Wkwkkwk. Meski begitu, saya nggak pernah bosan menonton film ini. Novelnya pun sudah dibaca berulang kali.
Julie & Julia
Ingat ketika saya menceritakan asal usul tagline blog ini? Iya, tagline blog ini dipinjam dari kutipan paling terkenal dari Julia Child, seorang home cook yang kemudian menjadi celebrity chef pertama di US yang memulai acara masak pertama di TV.
Kisah ini bermula dari seorang perempuan muda yang baru saja menikah dan pindah ke sebuah apartemen di atas sebuah pizzaria bernama Julie. Suatu hari Julie memutuskan untuk belajar masak dan menceritakannya ke dalam blog.
Rupanya tulisan Julie ini kemudian banyak diapresiasi oleh pembaca. Antusias, Julie pun membeli buku masak yang ditulis oleh Julia Child berjudul Mastering the Art of French Cooking. Dan Julie bertekad untuk mencoba 524 resep dalam 365 hari.
Film ini unik karena penonton diajak menikmati alur maju mundur syantik, hahaha. Adegan beralih dari kehidupan Julie dengan segala kerepotannya mengelola sebuah blog yang mau tak mau memengaruhi kehidupannya; ke kisah hidup Julia Child hingga ia menerbitkan buku yang terkenal itu.
Meryl Streep bermain cemerlang saat memerankan Julia. Perawakan Julia yang tinggi besar dan kelihatan sedikit kikuk namun percaya diri ini berhasil diperankan oleh Meryl yang entah bagaimana kelihatan lebih jangkung dan berisi. Cara bicaranya yang unik juga tidak ketinggalan.
Film ini saya tonton di TV kabel, Fox atau Fox Movie ya? *malah balik nanya, wkwkkwk* sekitar setahun yang lalu dan sudah saya tonton berkali-kali dan belum bosan. Saya malah jadi kepikiran membuat list makanan yang akan saya buat di tahun 2019 nanti. Resep dari teman-teman yang akan saya praktekkan dan tulis di blog. Semoga kesampaian!
Fyuh, akhirnya berhasil menuliskan 5 film favorit saya yang bertema kuliner ini. Sebetulnya masih ada beberapa film yang sudah saya tonton termasuk No Reservation, Le Grande Chef dan dua film yang sudah saya sebeut di awal tadi. Banyak yang belum say atonton terutama film Korea karena saya...belum mendapat hidayah! Hahaha.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya ya.
Salam,
Dydie Kitchen Hero
Ingat ketika saya menceritakan asal usul tagline blog ini? Iya, tagline blog ini dipinjam dari kutipan paling terkenal dari Julia Child, seorang home cook yang kemudian menjadi celebrity chef pertama di US yang memulai acara masak pertama di TV.
Kiri: Meryl Streep as Julia Child. Kanan: Julia Child herself |
Kisah ini bermula dari seorang perempuan muda yang baru saja menikah dan pindah ke sebuah apartemen di atas sebuah pizzaria bernama Julie. Suatu hari Julie memutuskan untuk belajar masak dan menceritakannya ke dalam blog.
Rupanya tulisan Julie ini kemudian banyak diapresiasi oleh pembaca. Antusias, Julie pun membeli buku masak yang ditulis oleh Julia Child berjudul Mastering the Art of French Cooking. Dan Julie bertekad untuk mencoba 524 resep dalam 365 hari.
Film ini unik karena penonton diajak menikmati alur maju mundur syantik, hahaha. Adegan beralih dari kehidupan Julie dengan segala kerepotannya mengelola sebuah blog yang mau tak mau memengaruhi kehidupannya; ke kisah hidup Julia Child hingga ia menerbitkan buku yang terkenal itu.
Meryl Streep bermain cemerlang saat memerankan Julia. Perawakan Julia yang tinggi besar dan kelihatan sedikit kikuk namun percaya diri ini berhasil diperankan oleh Meryl yang entah bagaimana kelihatan lebih jangkung dan berisi. Cara bicaranya yang unik juga tidak ketinggalan.
Film ini saya tonton di TV kabel, Fox atau Fox Movie ya? *malah balik nanya, wkwkkwk* sekitar setahun yang lalu dan sudah saya tonton berkali-kali dan belum bosan. Saya malah jadi kepikiran membuat list makanan yang akan saya buat di tahun 2019 nanti. Resep dari teman-teman yang akan saya praktekkan dan tulis di blog. Semoga kesampaian!
Fyuh, akhirnya berhasil menuliskan 5 film favorit saya yang bertema kuliner ini. Sebetulnya masih ada beberapa film yang sudah saya tonton termasuk No Reservation, Le Grande Chef dan dua film yang sudah saya sebeut di awal tadi. Banyak yang belum say atonton terutama film Korea karena saya...belum mendapat hidayah! Hahaha.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya ya.
Salam,
Dydie Kitchen Hero
Duluuuuu bangedt, sekian purnama yang lalu; pernah bikin blog post macam gini. Julia & Julia termasuk salah satunya. Belakangan udah nonton banyak film dg tema makanan tapi belum ditulis lagi hehehe. Oiya, Lunchbox bagus. Satire Bollywood yak? 100 foot journey juga bagus. 3 lainnya belum, apalagi yang Mr. Cooper. Somehow I don't like Bradley act on movie. Weird, eh?
BalasHapusSaya paling demen nonton segala sesuatu dengan Food Truck, banyak kisah2 menarik di sana
BalasHapusThanks for sharing
Wahh, suka banget sama tulisannya Mbak Dydie. Apalagi pas bagian ini:"Dan yang terjadi selanjutnya adalah kisah bagaimana bang Adam menemukan kembali jalan hidupnya dengan menjadi vokalis band Maroon 5!" Saya berharapnya sih ending filmnya di situ, Mbak. Ahaha.
BalasHapusNgomong-ngomong, kok gak ada film Ratatouille?
wah ada ya yg temanya ini, aku belum nonton
BalasHapusOh ya aku lupa Burt bagus. Tapi yang the lunch box aku belum nonton mba. Ntar aku nonton ah
BalasHapusAku lupa Burnt emang bagus juga. The Lunch Nox aku belum pernah nonton dan pengen nonton mb
BalasHapusYah baru nonton satu yg chef beralih punya food truck. Keren anaknya yah. Pakar medsos bt bapaknya hingga jualannha jadi rame. Kolaborasi ayah dan anak yg ok bibgits hahaha
BalasHapusIni pasti full makanan semua yang bikin ngiler deh, huhuhuhuh. Belum pernah nonton semuanya nih, hehe cobain nonton yang drama korea nya teh , Wok of love.
BalasHapusJadi pengen nonton film yang pertama, padahal biasanya saya anti nonton film india. Hahaha. Review nya seru sih
BalasHapusYa ampun The Lunchbox! Kelupaan mau nonton aja huhu. Jadi berasa diingetin. Film yg lain mah udah nonton. Julie Julia sih paling seneng wkwkwk adegan masaknya lumayan rada realistis :D
BalasHapusHihi, aku belum pernah nonton film-film tersebut di atas.. ampun deh
BalasHapusDuh aku baru nonton yg chef aja 😁 dan itu pun sudah tayang di tv dengan iklan segambreng. Wkwkwkwk nonton yg lain juga aaah...
BalasHapusselalu galfok dan ga kuat pengen makan kalo nonton yang kaya gini teh :D
BalasHapusDari 5 daftar di atas, baru nonton Chef doang. Kalo aku yg bikin daftarnya, pasti ini: Jang Geum dan King Bakery Kim Tak Gu
BalasHapusUdah nonton semuanya, keren dan recommended banget. Setiap film punya cerita dan karakter yang kuat. Suka ke-5 film yang teteh ulas di sini.
BalasHapusWah ada film India nya, kebetulan suka bollywood nih nanti cari ah cz semuanya belum nonton nih teh, tfs lho
BalasHapusWkkwk...memang gitu yaa teh...
BalasHapusMungkin kalau sudah kena virus Bollywood bakalan resisten sama virus Korea.
Etapi itu hanya teori diink...ada blogger yang konsisten nulis drama India dan Korea juga...
Hihii~
Oke beklah...
Aku mo rekomendasiin teteh drama Korea yang ada masak-masaknya juga niih...((mengandung kalimat ancaman)) - Bread, Love and Dreams - Warm and Cozy - Temperature of Love.
Apalagi yhaa...?
Dari semua film di sini, aku cuma nonton Chef hahaha, ah.. jadi penasaran gitu sama The Lunchbox. Ku langsung cari filmnya nih, teh :D
BalasHapusAku baru nonton Julie & Julia. Jadi pengin nonton yang lainnya, Teh :)
BalasHapus