Buat saya sebagai perempuan,
penting sekali untuk mandiri secara finansial.
Tapi yang lebih penting adalah bijak mengelolanya.
Halo,
Apa kabar semua?
Buk Ibuk semua, adakah yang punya bisnis pribadi? Baik skala rumahan maupun sudah melejit dan membahana seperti Bu Dandy? Hahaha.
Pasti ada, ya kan?
Nah, pernahkah mengalami saat keuangan usaha tercampur sama uang pribadi, bahkan dengan uang rumah tangga? Ugh, it's not a good sign tough 😑
Atau ketika bisnis kita terpuruk dan terpaksa terus-terusan "meminjam" uang pribadi atau uang RT. Bisnis nggak jalan, kebutuhan utama nggak terpenuhi dan akhirnya stress.
Amit-amit dah.
Ibu Berbagi Bijak 2019
Beberapa waktu yang lalu (28/08/2019) saya ikutan workshop literasi keuangan yang diselenggarakan oleh Ibu Bijak Perempuan. Bekerja sama dengan VISA, event ini memang menyasar para perempuan agar terus melek literasi keuangan.
Sebetulnya, event seperti ini sudah ada sejak tahun 2017. VISA aktif memberikan kampanye literasi keuangan. Nah, khusus kali ini yang diajak serta adalah freelancer dan pelaku UMKM. Mereka ini datang dari berbagai komunitas, loh. Di antaranya Kumpulan Emak Blogger, Buana Belantik dan The Urban Mama.
Acara dibuka oleh Riko Abdurrahman, selaku presdir PT. Visa Worldwide. Beliau menyampaikan bahwa sebagai seorang perempuan, sangatlah penting untuk terus belajar tentang literasi keuangan. Apalagi kebanyakan pelaku UMKM adalah perempuan.
Kemudian berturut-turut ada perwakilan dari OJK, Teguh Dinurahayu dan Prita Ghozie yang mengambil alih panggung.
Sebagai seorang dosen, penulis dan konsultan finansial profesional, Prita menyampaikan materi dengan sangat lugas dan santai, tapi menyentil. Hihihi. Jiwa bisnis saya alhasil jadi bergejolak lagi.
Nah menurut Prita, nih, ada tiga macam catatan keuangan dasar yang mesti kita tahu. Ya jangan boleh tahu aja, tapi diterapin juga.
💗 Neraca
💗 Laba dan Rugi
💗 Catatan atas laporan keuangan
Prita juga mengingatkan bahwa sebagai pelaku usaha, jangan sekali-kali mengandalkan feeling. Karena perasaan kerap kali salah. Tapi harus berdasarkan catatan. Untuk itu, penting untuk kia terus meluangkan waktu mencatat pembukuan ini.
Lalu bagaimana dengan alokasi pendapatan pribadi? Tenang, tenang. Prita juga memberikan bocorannya yang disingkat menjadi ZAPFIN atau zakat, assurance, present consumption, future spending dan investment.
Pembagiannya seperti ini ya
- Zakat sebesar 2.5% dari gaji
- Asuransi minimal 5% dari gaji
- Alokasi bulanan yang tidak lebih dari 60%
- Tabungan untuk keperluan jangka pendek
- Investasi untuk keperluan jangka panjang
Mbak Prita juga berpesan agar tidak mudah tergoda dengan fitur pay later atau pinjol alias pinjaman online. Ya kecuali ada jaminan pendapatan pasti per bulan. Tapi tetap harus ekstra hati-hati.
Pesan Prita yang paling menohok buat saya adalah agar pandai-pandai bersyukur dan mengukur kemampuan diri. Tidak usah memaksakan semua kebutuhan (apalagi sekadar keinginan) harus tercukupi.
Ya kan, menohok banget buat kita?
Ya kan, menohok banget buat kita?
Tapi memang benar adanya kok. Nah, semoga dengan kampanye literasi keuangan ini, kita sebagai perempuan paham betul bagaimana mengelola, mengatur dan menginvestasikan dana yang kita miliki.
Salam,
Salam,
Dyah Prameswarie
Menohok banget, Mbak! Saya pernah ikutan acara ini. Langsung berasa memang banyak 'jleb' buat saya hehehe
BalasHapusAku pernah ikut seminar sejenis di jakarta mbak. Ilmunya memang penting banget deh buat tata kelola keuangan keluarga.
BalasHapussalah fokus sama outfitnya kakak Prita, bacuuss banget
BalasHapusDuh baca ini setelah aku pakai paylater di salah satu e-commerce dan berujung nyesel akutu kak hiks. Baca ini jadi makin sadar buat berinvestasi dan ngatur keuangan jadi lebih baik lagi.
BalasHapusSingkat padat jelas ya saran kak Prita, makasih Teh udah sharing karena aku blm bisa join. Meurutku emang ibu2 harus bijak, untuk pay later n ngutang aku gamau soalnya trauma bgt berurusan ama utang piutang. Saran segitu cukup sih drpd akun keuangan yg bikin aku takut n lieur padahal udah nabung n invest, sekarang hidup qu lebih tenang dan nyaman 😘
BalasHapusHmm sy pernah ngalami uang keuntungan usaha, kecampur sama uang rumah tangga, krn masih skala kecil. Hheu.. ternyata kalau mau diseriusi bisa pakai neraca laba rugi ya teh dan catatan atas laporan keuangan. Biar uangnya bisa muter buat beli modal/ jadi modal usaha lagi.
BalasHapusnget banget setahun yang lalu ikut juga program ini dan beneran terpakai banget informasi yang disampaikan. sampe sekarang kalo nerima salary ywdh dibagi dulu sesuai budget nya.
BalasHapusIlmunya bergizi banget ya ?
BalasHapusSekaligus menohok :D
Paragraf ke-3 dari akhir itu sangat menohok pisan. Pandai-pandai bersyukur dan mengukur kemampuan.
BalasHapusTerima kasih sudah share ilmu
hmm, benar juga mbak. "pandai-pandai bersyukur dan mengukur kemampuan diri". hiks, aku pun tertohok
BalasHapusBetul sekali mba, aku juga setuju kalau sebagai perempuan harus mandiri secara finansial :)
BalasHapusaku pernah ikutan seminar keuangan begini teh, dan pulangnya langsung sedih donk wwkwkk karena merasa perencanaan keuanganku morat marit, trus sadar selama beberapa waktu, eh skrg begitu lagi hahahaa
BalasHapusMemang mesti disiplin misahin keuangan usaha sama pribadi. Aku masih belajar. Kasian sama kesehatan usahanya nanti ga maju-maju huhu
BalasHapusPakai kartu kredit aja udah kubatasi banget, cuma saat2 urgent aja. Kalo ga nanti bisa jadi setan kredit trus kelilit sendiri. Kan puyeng yah mba. Nambah2in beban hidup aja 😂
BalasHapusBeneran deh di acara Ibu Berbagi Bijak kemarin emang banyak banget yg jleb di hati ini. Sekarang aku jadi tau kalau mau buat usaha harus gimana pengelolaan keuangan nya.
BalasHapusSebagai emak emak aku butuh banget ikutan acara gini biar melek mataku karena selama ini manajemen keuangan keluarga kayaknya masih jauh seperti harusnya yang mbak tulis
BalasHapusBener mbak penting banget tuh buat melek dan mandiri secara finansial
BalasHapusSaya juga datang mba ke acara ini :D acaranya keren banget saya dapet ilmu baru dari mba Prita dan sekarang pun saya praktekin :D
BalasHapuscatatan keuangan ini nih yg carut marut. wkwkwk. saya kalau nulis pembukuan suka alpa mulu akhirnya akhir bulan kelabakan duitnya kemana
BalasHapusSeru banget bisa ke acara ini, kita jadi banyak tau cara mengelola keuangan bagaimana, informasinya juga sangat bermanfaat Teh untuk bekal kedepannya juga hihi
BalasHapusPenting banget buat kita untuk belajar literasi keuangan. Saya masih tahap belajar mbak. Smg dgn belajar kita bisa membuat keluarga sejahtera
BalasHapusBener banget ini mba, makasih udah diingetin melalui postingan ini supaya ke depannya bisa lebih baik lagi perencanaan keuangannya
BalasHapuspernah punya mbak didy, jualan jilbab buatan sendiri. tapi yah gitu deh, akhirnya usaha maju mundur, karena uang modal gak dipisahin, gak ada modal lagi, jadinya kalau ada pesenan, jadi males malesan gitu hihi
BalasHapusthanks ulasannya mbak
pengen sih nyobain investasi, tapi bingung mulai dari mana :( share juga dong kaak saran2 untuk pemula gituu hehe..
BalasHapusSetuju, sebagai perempuan harus mandiri secara finansial tapi memang sih yang lebih penting kudu pinter atur keuangan hehe, nuhun sharingnya teh saya jadi terbuka nih pikirannya tentang kesalahan - kesalahan selama ini seputar keuangan.
BalasHapusAku kepengen belajar mengelola keuangan jadi lebih baik ya biar enggak boros enggak ada kebocoran sana-sini
BalasHapusOh very nice event darling
BalasHapusxx
Bener banget sih, karena perempuan ga hanya pengelola keuangan akan tetapi juga yang mengawasi. bagaimana keadaan keuangans ebuah keluarga ga bisa hanya bergantung pendapatan akan tetapi gimana memanage-nya.
BalasHapus